Semua masyarakat ataupun Rumah tangga tentunya berhak terhadap akses air minum yang layak untuk dikonsumsi. Dilansir dari Kemenkes.go.id Kementerian Kesehatan menginisiasi peringatan Hari Air Sedunia tahun 2022 dengan tema GroundwaterMake The Invisible Visible dengan mengangkat sub tema Menjaga Kualitas Air Minum Aman Yang Berkelanjutan. Momentum penting ini bertujuan untuk mengingatkan dan mengangkat kepedulian dalam menjaga dan menyediakan akses air yang berkualitas.
Baca juga: 25 Hektare Lahan Di Rohul Terbakar, BPBD Riau Kerahkan 2 Helikopter
Lantas bagaimana dengan konsumsi air minum yang layak di Provinsi Riau?, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, merilis hasil data mengenai Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Sumber Air Minum Layak di Provinsi Riau pada tahun 2021.

Berdasarkan Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Riau, terlihat kabupaten Kuantan Sengingi 88,19% masyarakatnya telah mendapatkan akses terhadap air minum yang layak pada tahun 2020, namun pada tahun 2021 mengalami penurunan menjadi 85,78%, sedangkan Kabupaten Indragiri Hilir yang terkenal dengan kawasan rawa dan hutan bakau mengalami penaikan dimana pada tahun 2020 sebanyak 86,04% masyarakat Indragiri Hilir mendapatkan akses air minum berkualitas naik menjadi 89,60% pada tahun 2021.
Kemudian kabupaten Pelalawan pada tahun 2020 akses air minum bersih sebesar 79,70% naik menjadi 83,61% pada tahun 2021, Kabupaten Siak tahun 2020 92,30% naik menjadi 93,13% ditahun 2021, sedangkan kabupaten Bengkalis juga mengalami penurunan dimana pada tahun 2020 data menunjukkan sebesar 93,73% turun pada tahun 2021 menjadi 93,26%.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS menjelaskan bahwa agar bisa terjaminnya seluruh masyarakat mempunyai akses terhadap air minum yang berkualitas dan aman, pemerintah Indonesia menargetkan 100% akses air minum layak dan 15% akses air minum aman pada Tahun 2020-2024.
Dr. Maxi mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk dapat bergerak berkontribusi dan berkolaborasi untuk memastikan kualitas, kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan air minum yang akan dikonsumsi serta agar busa memastikan air minum yang aman.
Keberadaan mata air dan air tanah dimasa ini terus berkurang volumunya. Pemakaian air tanah juga semestinya sudah mulai dibatasi atau jika bisa dihentikan hal ini sejalan dengan masalah semakin menurunnya muka tanah.