Pengamat: Kontestan Politik 2024 Mesti Rebut Hati Gen Z

Pengamat: Kontestan Politik 2024 Mesti Rebut Hati Gen Z

Halo Kuansing – Prosedur dan Mekanismen Pemilu 2024 sudah dimulai pada 14 Juni 2022 lalu dan akhirnya masyarakat akan melakukan pemilihan umum pada 14 Februari 2024. sebelum dilangsungkannya pemilihan tersebut,Partai-partai politik-pun mulai merancang strategi-strategi untuk merebut suara publik termasuk suara Gen Z.

Baca juga: Siap-siap, Beli BBM Subsidi Akan Pakai Aplikasi

Pengamat politik Riau sekaligus dosen UBB Ariandi Zulkarnain menilai politik 2024 dan gen Z erat kaitannya, dengan adanya gen Z pola pendekatan dan komunikasi Politik nantinya akan menjadi menarik untuk ditunggu, pasalnya kehadiran Gen Z tersebut menjadi salah satu pertimbangan bagi sejumlah parpol dan politisi yang akan berkontestasi pada 2024 nanti.

Pada kontestasi politik, keikutsertaan gen-z mendapat atensi tersendiri dari banyak pikah. Intensifikasi pada akses informasi media sosial atas penggunaan tekonoli memungkinkan mereka dapat mengakses begitu banyak isu-isu secara luas dengan cepat, tuturnya

Isu yang begitu banyak, iklim yang sering berganti, kesetaraan, hingga clean governance menjadi perbincangan hangat dikalangan gen-z. Ini membuat mereka sering dipersepsikan punya langkah yang progresif dalam politik. Realitas tersebut sudah seharusnya partai politik harus berubah dengan narasi yang baru dan approach yang baru, demi merangkul gen z dan berbasis technologic driven.

“Metode kampanye politk yang konvensional tidak lagi dianggap efektif dan mampu untuk beradaptasi dengan kebutuhan oleh gen-z. Penggunaan narasi yang yang ringan, santai dan fun tentunnya akan menjadi salah satu cara ampuh yang bisa dipahami dan dimengerti oleh kaum generasi Gen.Z” pungkas Ariandi.

karena nantinya cara-cara kampanye menjadi komunikasi penghubung antara peserta pemilu dengan pemilih pemilu itu sendiri termasuk didalamnya adalah gen-z. kebanyakan partai politik saat ini masih menggunakan cara lama sehingga hal ini membuat narasi politik yang muncul dipermukaan cenderung kaku dan tidak menarik bagi sebagian kalangan. Komunikasi itu pada kuncinya bagaimana pesan yang ingin disampaikan dapat disampaikan dengan media yang tepat dan tersampaikan dengan sesuai target. Dengan prilaku gen-z yang konsumtif terhadap teknologi dan sarana media modern maka sudah semestinya pertain politik harus mampu menjangkau keberadaan gen-z pada ruang tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *